Perjalananku Berkarya bareng Canva untuk Pendidikan



Oleh : Yuraeda Mufidah


~Awal mula perjumpaan dengan Canva~

Awal perkenalan saya dengan Canva dimulai dari tahun 2019 dimana saat itu Canva masih baru booming di Instagram karena dianggap menggeser profesi desain grafis yang memulai dari 0. Saya yang masih awam dengan dunia desain grafis tentu hanya menyimak saja perdebatan tersebut dan mencoba mendownload aplikasi Canva untuk kebutuhan poster sidang proposal skripsi saya kala itu. Namun sangat disayangkan kala itu Canva free untuk template yang bagusnya masih membutuhkan effort lebih untuk mencari desain yang pas. Saya akhirnya tidak melanjutkan lagi belajar mendesain dengan Canva. Padahal cukup bagus untuk upgrade skill dibandingkan harus belajar menggunakan Adobe Photoshop yang membutuhkan spesifikasi laptop dengan penyimpanan cukup besar.

 Singkat cerita, setelah 2 tahun mengabdi sebagai guru honorer dengan ketidakpastian jenjang karir karena untuk mendaftar sebagai PPPK harus memenuhi syarat masuk dapodik. Selama dua tahun berturut-turut tersebut saya sebagai guru fresh graduate pindah ke dua sekolah yang berbeda karena gelombang guru PPPK terus berdatangan yang dimana akhirnya sebagai guru honorer tentu harus mengalah untuk tidak menjadi guru di sekolah tersebut lagi.

Akhirnya ditengah ketidakpastian tersebut Kemendikbud melalui akun Instagram official @ppgkemendikbud membuka peluang bagi lulusan baru untuk bergabung mengikuti PPG Prajabatan Model Baru 2022. Tanpa pikir panjang tentu saya langsung mendaftar karena benefit yang akan didapatkan cukup menggiurkan. Namun di gelombang pertama saya tidak bisa melanjutkan pendaftaran karena status dapodik masih aktif kala itu, baru bisa mendaftar dan lolos mengikuti kuliah PPG Prajabatan di gelombang ke-2 setelah operator di sekolah tempat saya bertugas yang lama menonaktifkan dapodik saya karena mutasi sekolah.


~Makin TerCanva-canva~

Sembari menunggu pengumuman resmi jadwal perkuliahan, saya mengisi waktu dengan belajar desain Canva dari 0 kembali melalui akun komunitas FB Canva untuk Guru Indonesia dan belajar juga dari beberapa guru duta Canva yang saya kenal di Facebook. Paling sering nih pantengin akun Facebooknya pak guru Ewan @Pak Guru. Sedangkan untuk Instagram sendiri saya lebih sering pantengin akunnya mas Syam @syammasfitri dan kak Vita @vita.a.marzuki.

Semenjak masuk grup FB saya intens membuka Canva untuk terus mengeksplorasi berbagai desain pembelajaran yang bisa saya adopsi untuk digunakan di dalam pembelajaran di kelas selama mengikuti kuliah PPG Prajabatan. Selain itu, saya juga menggunakan Canva untuk kebutuhan konten kelas serta perkuliahan di Instagram. Pokoknya sudah makin TerCanva-Canva itu puncaknya ketika PPG Prajabatan karena diberikan akses penuh belajar.id oleh tim PPG Kemendikbud melalui email masing-masing. 

Selama jeda mengajar di lokasi PPL pun saya manfaatkan dengan baik untuk mengeksplorasi Canva lebih jauh lagi dengan memasukkan keyword berbahasa Inggris karena desain yang kita inginkan referensinya lebih banyak. Nah itulah yang kemudian saya amati, tiru dan modifikasi sesuai konteks lokal budaya Indonesia. Apalagi di perkuliahan PPG Prajabatan saya mendapatkan pemahaman mengenai konsep pendekatan pembelajaran CRT (Culturally Responsive Teaching) yang membuka ide-ide baru untuk desain lembar kerja peserta didik maupun media pembelajaran yang memasukkan unsur kearifan lokal budaya yang ada di Indonesia ke dalamnya.


~Mencoba Keluar dari Zona Nyaman untuk Naik Level~

Kuliah PPG Prajabatan sebentar lagi berakhir dan saya mulai disibukkan dengan UK PPG. Ditengah UKPPG tersebut saya nekat mengambil kerja freelancer dengan sistem kerja WFH karena membutuhkan tambahan uang saku untuk mengadakan pameran, publikasi artikel, seminar profesi guru dan kebutuhan tidak terduga lainnya yang cukup membengkak di semester akhir. Fyi, ditengah mencari pekerjaan freelance tersebut saya menemukan postingan Canva untuk event Canva Community Awards 2023 yang deadlinenya ternyata sebentar lagi. Tentu saja tanpa pikir panjang saya membuka websitenya dan mempelajari tiap kategori yang disebutkan, sebagai seorang guru saya pun memilih mendaftar pada kategori pendidik ulung (Trailblazing Teacher). Mungkin kalau kalian penasaran apa aja sih syarat dan ketentuannya bisa banget nih buka disini untuk dipelajari https://www.canva.com/id_id/kebijakan/canva-community-awards-terms-conditions/ . Siapa tahu selanjutnya kalian yang jadi finalis dan pemenangnya jika diadakan kembali.

Durasi waktu dari deadline submit karya sampai pengumuman cukup panjang karena kurasi karya dari berbagai penjuru dunia tentu membutuhkan waktu yang lebih lama. Saya malah sudah lupa upload karya yang mana aja hehe (syukur dari Team Canvanya langsung diingatkan dengan link desain yang saya salin untuk diupload di share kembali melalui email untuk verifikasi dokumen). Fakta menariknya nih ya guys, saya tuh tetap mengaktifkan notifikasi email, google Calender dan Linkedin karena 3 aplikasi tersebut vital banget bagi saya, sisanya saya matikan notifikasinya. Jadi ketika email pengumuman finalis masuk ke email pribadi, saya langsung diminta mengirimkan foto terbaik dan keperluan administrasi lainnya untuk kebutuhan voting di website Canva.

Akhirnya voting pun telah selesai dan saya menjadi pemenang di kategori Trailblazing Teacher pun tidak terlepas dari dukungan para Tim Canva Indonesia dan Bapak/Ibu Guru yang sudah ikut mendukung dengan memberikan voting. Terima kasih banyak semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.



Tentu saja selama proses tersebut saya merasa bangga dengan pencapaian diri saya sendiri hingga bisa berada di titik tersebut. Selalu saya katakan pada diri saya sendiri bahwa “Saya tidak berlomba dengan siapapun, saya hanya sedang berlomba dengan diri saya yang dulu apakah saya masih terus berada di zona nyaman atau bergerak untuk maju”. Itulah yang terus menjadi penyemangat diri untuk terus menjadi lebih baik.


Comments

Post a Comment

Popular Posts